so happy so sad
ff
so happy so sad by Lee Hwan Hye a.k.a _HwanTeuk_
Title
: so happy, so sad
Cast
: Lee Hwan Hye as reader – Park Jung Soo as your bias
Genre
: romance, sad
àLee Hwan Hye POVß
Aku berjalan di lorong rumah sakit
di temani oleh tongkat yang ku pegang di tangan kananku. Aku dan tongkatku di damping
kekasih tercintaku, Park Jung Soo. Dia selalu menemaniku ke manapun aku
pergi. Dengan setia dan sabar dia menyayangiku, memperlakukanku selayaknya
seorang putri. Terkadang aku merasa bersalah. Seorang Park Jung Soo yang
memiliki fisik yang sangat sempurna harus berjalan berdampingan denganku,
dengan gadis yang cacat. Orang bilang bahwa aku sangat cantik, tapi aku tak tau
itu benar atau tidak. Nyatanya sampai saat ini aku belum tau bagaimana wajahku.
Tau wajah Jungsoo saja aku tau dari eomma ku.
“kau sabar nae chagi-ya. Kita pasti
mendapat donor mata untuk mu” ucapnya dan menyingkirkan anak rambut yang
menutupi sebagian wajahku. Aku mengangguk dan tersenyum. Ini lah aku. Aku
seorang gadis yang buta. Aku terlahir buta, apapun tidak bisa ku lihat. Tapi ada
apa dengan Jungsoo? Kenapa dia mau mencintaiku?
“kajja turun, kita sudah sampai
rumahmu” ucapnya sambil memegang tanganku dengan lembut. Aku mengangguk.
Ternyata sepanjang perjalanan aku sudah melamun. Aku berjalan memasuki rumah
ku. Seperti biasa, dia mengantarkan ku sampai aku sudah benar-benar berada di
dalam rumah.
“tidurlah yang nyenyak nae chagi.
Kau jangan fikirkan apapun. Kau oasti akan segera melihat wajahku yang tampan
ini” ucapnya terkekeh dan mencium keningku. Itulah caranya untuk menghiburku.
Selalu saja dia mengatakan seperti itu, tapi anehnya aku tak pernah merasa
bosan.
“hahaha,, nae oppa. Kau juga.
Hati-hati di jalan” ucapku.
“nae. Pai-pai” ucapnya. Aku mengunci
pintu rumahku. Orang tuaku de tugaskan ke luar negri selama 1 minggu. Aku memiliki
adik laki-laki yang saat ini mengikuti kejuaraan karate di Mokpo selama 2 hari.
Dia bernama Lee Jeong Jae. Dia adik yang menyenangkan. Aku menaiki anak tangga
di rumahku satu per satu. Aku duduk di tepi ranjangku. Ini yang ku lakukan
setiap malam, menangis, merenungi nasibku saat ini. Sebenarnya aku lelah, tapi
selalu saja Jungsoo oppa bisa membuatku bertahan. Aku hanya ingin bisa melihat,
itu saja, tidak lebih. Aku ingin melihat dunia, melihat orang yang dengan setia
menemaniku, menyayangiku, dan mencintaiku. Ku rebahkan tubuh ku di atas tempat
tidurku. Aku lebih suka bermimpi karna dalam mimpi aku bebas merubah takdirku.
Sedetik kemudian, aku sudah berhasil berlayar ke pulau mimpi.
àPark Jung Soo POVß
Aku berjalan dengan senang memasuki
rumah kekasihku. Hari ini aku akan pergi ke rumah sakit dengannya untuk melihat
apakah ada yang akan mendonorkan mata untuk kekasihku. Aku sangat menyayanginya
walaupun dia cacat. Cacat itu menjadi kelebihan untuknya di mataku. Aku selalu
gembira jika berada di dekatnya. Kini aku menggandengnya menuju mobilku. Aku
mulai menancap gas mobilku dengan pelan.
“chagi, jika kita menikah nanti, kau
ingin rumah yang seperti apa?” tanyaku antusias.
“aku ingin rumah kita di pinggir
pantai. Aku ingin memiliki kamar yang jendelanya menghadap pantai oppa. Jadi
setiap kita bangun tidur, kita akan melihat pantai bersama-sama, bermain di
pantai setiap sore sambil melihat matahari yang akan terbenam. Namun setelah
aku bisa melihat” ucapnya antusias dengan mata berbinar.
“dan anak kita akan bermain rumah
pasir di sana setiap sore” lanjutnya dan di akhiri senyum.
Aku tertawa bahagia dengan
penuturannya. Namun senyumnya seketika berubah menjadi sebuah rintihan.
“auh” ucapnya sambil memegang
kepalanya.
“wae chagi? Gwaenchanayo?” tanyaku
panik saat mobilku sudah berhenti di tepi jalan.
“gwaenchana oppa. Aku lupa meminum
obat anemiaku” ucapnya dan tersenyum. Aku hanya diam, memperhatikan wajah
kekasihku. Ku lajukan lagi mobilku dengan tenang.
“chagi, oppa ada kejutan untukmu”
ucapku.
“mwoya oppa?” tanyanya berusaha
menghadapkan wajahnya ke arahku walaupun tak tepat ke arahku.
“kau akan dapat melihat wajah tampan
kekasihmu ini” ucapku tersenyum lebar. Aku memang pria narsis.
“mwo? Jinjja? Ayo oppa cepat ke
rumah sakit. Aku ingin segera melihat” ucapnya. Ku lihat permata bening keluar
dari sudut matanya. Air mata bahagia ke dua yang kulihat setelah ku ungkapkan
perasaanku.
Kami berdua sudah berada di rumah
sakit. Gadisku nampak tidak sadar untuk segera sampai di ruangan dokter. Dia
terus tersenyum di sepanjang lorong rumah sakit.
“eottohke? Apakah sudah ada pendonor
mata untuk kekasihku?” ucapku.
“nae. Dan besok pagi, Hwanhye-ssi
akan menjalani operasi. Lalu pemulihan selama 1 minggu” jelas Dokter tersebut
dengan gembira.
“gomawo dok, jeongmal gomawo” ucapku
menjabat tangan dokter tersebut.
àAuthor POVß
1 minggu setelah menjalani operasi
dan menjalani pemulihan, kini kapas yang bertengger di kedua mata Hwanhye
selama 1 minggu akan di lepas. Itu artinya, jawaban dari operasi tersebut
terjawab, berhasil, ataukah sebaliknya. Keluarga Lee hadir di sana, dan
tentunya Park Jung Soo juga hadir menemani kekasihnya. Jungsoo adalah pria yang
kaya raya. Di Korea, dia hanya tinggal sendiri karena orang tuanya dan kakak
perempuannya tinggal di Canada. Jungsoo adalah pengusaha sukses. Dia selalu
menemani Hwanhye saat pulang kerja. Dokter membuka perban yang mengikat kapas
dengan kepala Hwanhye. Dengan perlahan dan hati-hati tentunya. Kini
tinggal kapas yang terlihat masih bertengger di kedua mata gadis tersebut.
“buka mata anda perlahan, perlahan
saja” ucap sang Dokter saat kedua kapas tersebut diangkat oleh tangan terlatih
sang Dokter. Perlahan gadis tersebut membuka matanya. Seketika air mata
mengalir dari sudut-sudut matanya.
“aku bisa melihat. Di mana eomma ku?
Appa ku? Jeonghyuk-ah? Jungsoo oppa?” ucapnya bangun. Semua yang hadir di sana
menunjukkan dirinya satu persatu dan memeluk Hwanhye bahagia.
“oppa” ucap Hwanhye dan langsung
memeluk kekasihnya.
“lihat kekasihmu itu nak. Benarkan
kata eomma jika dia itu sangat tampan?” ucap nyonya Lee yang mengundang semua
tawa orang yang berada dalam ruangan itu.
àLee Hwan Hye POVß
Aku beranjak dari tempat tidurku dan
menuju dapur. Untuk ke 1000 kalinya aku merasakan pusing yang membuat kepalaku
terasa akan pecah. Aku berjalan memegangi dinding menuju dapurku. Ku rasakan
panas di seluruh tubuhku. Aku tak mendapati sosok keluargaku karna ini tengah
malam. Aku merasa sesuatu mengalir dari lubang hidungku. Ku pegang cairan
kental tersebut. Darah. Aku segera menghapus darah itu. ini ke sekian kalinya
aku mimisan. Nanti malam aku akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan
diriku.
“noona, mau ke mana?” tanya
Jeonghyuk.
“noona akan pergi sebentar ke rumah
teman. Kali ini, kau tidak boleh ikut, arra?” jawabku seraya mencubit hidung
adik laki-lakiku. Umurnya 5 tahun lebih muda dariku.
“eoh? Wae?” tanyanya.
“karna noona sudah bisa melihat dan
bisa pergi sendiri. Kau tenang saja, noona dengan Jungsoo oppa” ucapku dan
meninggalkan adikku. Sebenarnya, aku pergi dengan menggunakan taxi.
@Seoul Hospital
Aku keluar dari sebuah ruangan yang
bertulis Doctors’ room itu dengan menatap amplop coklat di
tanganku. Setelah sembuh dari buta yang ku derita selama 21 tahun, penyakit
gila ini menyapa tubuhku. Bagaimana bisa aku terkena kanker darah? Aku berjalan
menelurusi lorong rumah sakit dengan perasaan hancur. Hujan turun dengan deras,
namun tak ku pedulikan. Aku berjalan menuju sebuah taman terbuka. Ku
biarkan hujan menyapa tubuh ku, mungkin untuk yang terakhir kalinya. Apa
yang harus ku lakukan? Siapapun, tolong jawab aku! Kenapa ini semua terjadi
padaku? Wae? Wae? Aku berteriakn sekeras mungkin di taman itu.
àAuthor POVß
2 bulan setelah memeriksakan
dirinya, kini yeoja bernama lengkap Lee Hwan Hye akan segera menikah dengan
kekasih yang dicintainya. Perasaannya senang, namun juga sangat sedih. Berbagai
cara sudah ia lakukan untuk penyembuhan, namun gagal. ‘aku takut jika oppa
tidak bahagia hidup denganku’. Itulah ucapan yang terlontar dari bibirnya
saat seorang Park Jung Soo melamarnya. Namun namja itu tetap tulus mencintai
yeojanya. ‘apakah keputusanku benar? Apa dia akan bahagia dengan ku?
Mianhae, jeongmal mianhaeyo’
“noona, kajja keluar. Semua orang
sudah menunggumu di bawah” ucap Jeonghyuk menghancurkan lamunan yang terlintas
di benar noonanya.
“wah noona, kau sangat cantik. Andai
saja aku bukan dongsaengmu, aku yang akan menikahimu. Saranghae” lanjutnya
sambil mencium pipi noonanya.
“aish kau ini. Yasudah, kajja” jawab
Hwanhye. Semua mata tertuju pada yeoja yang menggunakan gaun putih panjang.
Yeoja ini sepertinya lebih pantas di panggil Barbie. Senyumnya selalu dia
pasang di wajah indahnya. Semua orang menyaksikannya dengan sangat gembira.
‘ku mohon jangan sekarang. Biarkan
aku bahagia terlebih dahulu’
ucap Hwanhye dalam hatinya. Tubuhnya mulai goyah saat dia merasakan kepalanya
seperti akan hancur. Menyadari akan keluarnya cairan kental itu dari hidungnya,
dia menunduk dan segera menghapusnya dengan sarung tangan putihnya.
[SKIP PROCESSING. SOALNYA SAYA JUGA
MENGHORMATI YANG NON ISLAM J ]
“aku ingin mengatakan sesuatu kepada
anda semua” ucap Hwanhye saat akad nikah selesai di laksanakan.
“mianhae, jeongmal mianhamnida.
Oppa, saranghaeyo” ucapnya. Jungsoo mencium kening istrinya lalu memeluknya.
Hwanhye kembali merasakan sakit yang sangat luar biasa. Tetap dalam posisi
memeluk nampyeon_nya, darahpun mengalir dari hidungnya. Tubuh dan kepalanya
serasa akan hancur. Tubuhnya mulai melemas, dan beberapa detik kemudian, suhu
tubuhnya mendingin.
àPark Jung Soo POVß
Tubuhnya tiba-tiba melemas dalam
pelukanku. Lehernya serasa sangat dingin. Ku lepas pelukan kami. MWO? Darah?
Kenapa ini. Chagi-ya, ireona! Jebbal!
@Burial Place
Aku terdiam melihat gumpalan
tanah merah di depan mataku. Baru beberapa jam yang lalu aku menikah dengan yeoja
yang saat ini sudah tenggelam dalam tumpukan tanah ini. Kenapa dia tak
mengatakan penyakitnya kepadaku? Darahku membeku. Tubuhku bagaikan sehelai kain
yang terjatuh. Ini kenyataan yang sangat buruk. Kenapa harus terjadi kepada
kami? WAE!
“chagi, aku sudah membuat rumah di
pinggir pantai untukmu. Tempatilah rumah itu, itu khusus untukmu :’) saranghae”
ucapku dan mencium batu nisannya bersamaan dengan matahari yang tenggelam.
àTHE ENDß
Komentar
Posting Komentar