so happy so sad


ff so happy so sad by Lee Hwan Hye a.k.a _HwanTeuk_
oleh Super Junior Sungmin pada 17 November 2012 pukul 13:11 ·
Title                       : so happy, so sad
Cast                       : Lee Hwan Hye as reader – Park Jung Soo as your bias
Genre                    : romance, sad

àLee Hwan Hye POVß
Aku berjalan di lorong rumah sakit di temani oleh tongkat yang ku pegang di tangan kananku. Aku dan tongkatku di damping kekasih tercintaku, Park Jung Soo.  Dia selalu menemaniku ke manapun aku pergi. Dengan setia dan sabar dia menyayangiku, memperlakukanku selayaknya seorang putri. Terkadang aku merasa bersalah. Seorang Park Jung Soo yang memiliki fisik yang sangat sempurna harus berjalan berdampingan denganku, dengan gadis yang cacat. Orang bilang bahwa aku sangat cantik, tapi aku tak tau itu benar atau tidak. Nyatanya sampai saat ini aku belum tau bagaimana wajahku. Tau wajah Jungsoo saja aku tau dari eomma ku.
“kau sabar nae chagi-ya. Kita pasti mendapat donor mata untuk mu” ucapnya dan menyingkirkan anak rambut yang menutupi sebagian wajahku. Aku mengangguk dan tersenyum. Ini lah aku. Aku seorang gadis yang buta. Aku terlahir buta, apapun tidak bisa ku lihat. Tapi ada apa dengan Jungsoo? Kenapa dia mau mencintaiku?
“kajja turun, kita sudah sampai rumahmu” ucapnya sambil memegang  tanganku dengan lembut. Aku mengangguk. Ternyata sepanjang perjalanan aku sudah melamun. Aku berjalan memasuki rumah ku. Seperti biasa, dia mengantarkan ku sampai aku sudah benar-benar berada di dalam rumah.
“tidurlah yang nyenyak nae chagi. Kau jangan fikirkan apapun. Kau oasti akan segera melihat wajahku yang tampan ini” ucapnya terkekeh dan mencium keningku. Itulah caranya untuk menghiburku. Selalu saja dia mengatakan seperti itu, tapi anehnya aku tak pernah merasa bosan.
“hahaha,, nae oppa. Kau juga. Hati-hati di jalan” ucapku.
“nae. Pai-pai” ucapnya. Aku mengunci pintu rumahku. Orang tuaku de tugaskan ke luar negri selama 1 minggu. Aku memiliki adik laki-laki yang saat ini mengikuti kejuaraan karate di Mokpo selama 2 hari. Dia bernama Lee Jeong Jae. Dia adik yang menyenangkan. Aku menaiki anak tangga di rumahku satu per satu. Aku duduk di tepi ranjangku. Ini yang ku lakukan setiap malam, menangis, merenungi nasibku saat ini. Sebenarnya aku lelah, tapi selalu saja Jungsoo oppa bisa membuatku bertahan. Aku hanya ingin bisa melihat, itu saja, tidak lebih. Aku ingin melihat dunia, melihat orang yang dengan setia menemaniku, menyayangiku, dan mencintaiku. Ku rebahkan tubuh ku di atas tempat tidurku. Aku lebih suka bermimpi karna dalam mimpi aku bebas merubah takdirku. Sedetik kemudian, aku sudah berhasil berlayar ke pulau mimpi.

àPark Jung Soo POVß
Aku berjalan dengan senang memasuki rumah kekasihku. Hari ini aku akan pergi ke rumah sakit dengannya untuk melihat apakah ada yang akan mendonorkan mata untuk kekasihku. Aku sangat menyayanginya walaupun dia cacat. Cacat itu menjadi kelebihan untuknya di mataku. Aku selalu gembira jika berada di dekatnya. Kini aku menggandengnya menuju mobilku. Aku mulai menancap gas mobilku dengan pelan.
“chagi, jika kita menikah nanti, kau ingin rumah yang seperti apa?” tanyaku antusias.
“aku ingin rumah kita di pinggir pantai. Aku ingin memiliki kamar yang jendelanya menghadap pantai oppa. Jadi setiap kita bangun tidur, kita akan melihat pantai bersama-sama, bermain di pantai setiap sore sambil melihat matahari yang akan terbenam. Namun setelah aku bisa melihat” ucapnya antusias dengan mata berbinar.
“dan anak kita akan bermain rumah pasir di sana setiap sore” lanjutnya dan di akhiri senyum.
Aku tertawa bahagia dengan penuturannya. Namun senyumnya seketika berubah menjadi sebuah rintihan.
“auh” ucapnya sambil memegang kepalanya.
“wae chagi? Gwaenchanayo?” tanyaku panik saat mobilku sudah berhenti di tepi jalan.
“gwaenchana oppa. Aku lupa meminum obat anemiaku” ucapnya dan tersenyum. Aku hanya diam, memperhatikan wajah kekasihku.  Ku lajukan lagi mobilku dengan tenang.
“chagi, oppa ada kejutan untukmu” ucapku.
“mwoya oppa?” tanyanya berusaha menghadapkan wajahnya ke arahku walaupun tak tepat ke arahku.
“kau akan dapat melihat wajah tampan kekasihmu ini” ucapku tersenyum lebar. Aku memang pria narsis.
“mwo? Jinjja? Ayo oppa cepat ke rumah sakit. Aku ingin segera melihat” ucapnya. Ku lihat permata bening keluar dari sudut matanya. Air mata bahagia ke dua yang kulihat setelah ku ungkapkan perasaanku.
Kami berdua sudah berada di rumah sakit. Gadisku nampak tidak sadar untuk segera sampai di ruangan dokter. Dia terus tersenyum di sepanjang lorong rumah sakit.
“eottohke? Apakah sudah ada pendonor mata untuk kekasihku?” ucapku.
“nae. Dan besok pagi, Hwanhye-ssi akan menjalani operasi. Lalu pemulihan selama 1 minggu” jelas Dokter tersebut dengan gembira.
“gomawo dok, jeongmal gomawo” ucapku menjabat tangan dokter tersebut.
àAuthor POVß
1 minggu setelah menjalani operasi dan menjalani pemulihan, kini kapas yang bertengger di kedua mata Hwanhye selama 1 minggu akan di lepas. Itu artinya, jawaban dari operasi tersebut terjawab, berhasil, ataukah sebaliknya. Keluarga Lee hadir di sana, dan tentunya Park Jung Soo juga hadir menemani kekasihnya. Jungsoo adalah pria yang kaya raya. Di Korea, dia hanya tinggal sendiri karena orang tuanya dan kakak perempuannya tinggal di Canada. Jungsoo adalah pengusaha sukses. Dia selalu menemani Hwanhye saat pulang kerja. Dokter membuka perban yang mengikat kapas dengan kepala Hwanhye. Dengan perlahan dan hati-hati tentunya.  Kini tinggal kapas yang terlihat masih bertengger di kedua mata gadis tersebut.
“buka mata anda perlahan, perlahan saja” ucap sang Dokter saat kedua kapas tersebut diangkat oleh tangan terlatih sang Dokter. Perlahan gadis tersebut membuka matanya. Seketika air mata mengalir dari sudut-sudut matanya.
“aku bisa melihat. Di mana eomma ku? Appa ku? Jeonghyuk-ah? Jungsoo oppa?” ucapnya bangun. Semua yang hadir di sana menunjukkan dirinya satu persatu dan memeluk Hwanhye bahagia.
“oppa” ucap Hwanhye dan langsung memeluk kekasihnya.
“lihat kekasihmu itu nak. Benarkan kata eomma jika dia itu sangat tampan?” ucap nyonya Lee yang mengundang semua tawa orang yang berada dalam ruangan itu.

àLee Hwan Hye POVß
Aku beranjak dari tempat tidurku dan menuju dapur. Untuk ke 1000 kalinya aku merasakan pusing yang membuat kepalaku terasa akan pecah. Aku berjalan memegangi dinding menuju dapurku. Ku rasakan panas di seluruh tubuhku. Aku tak mendapati sosok keluargaku karna ini tengah malam. Aku merasa sesuatu mengalir dari lubang hidungku. Ku pegang cairan kental tersebut. Darah. Aku segera menghapus darah itu. ini ke sekian kalinya aku mimisan. Nanti malam aku akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diriku.
“noona, mau ke mana?” tanya Jeonghyuk.
“noona akan pergi sebentar ke rumah teman. Kali ini, kau tidak boleh ikut, arra?” jawabku seraya mencubit hidung adik laki-lakiku. Umurnya 5 tahun lebih muda dariku.
“eoh? Wae?” tanyanya.
“karna noona sudah bisa melihat dan bisa pergi sendiri. Kau tenang saja, noona dengan Jungsoo oppa” ucapku dan meninggalkan adikku. Sebenarnya, aku pergi dengan menggunakan taxi.

@Seoul Hospital

Aku keluar dari sebuah ruangan yang bertulis Doctors’ room  itu dengan menatap amplop coklat di tanganku. Setelah sembuh dari buta yang ku derita selama 21 tahun, penyakit gila ini menyapa tubuhku. Bagaimana bisa aku terkena kanker darah? Aku berjalan menelurusi lorong rumah sakit dengan perasaan hancur. Hujan turun dengan deras, namun tak ku pedulikan. Aku berjalan menuju sebuah taman terbuka. Ku  biarkan hujan menyapa tubuh ku, mungkin untuk yang terakhir kalinya. Apa yang harus ku lakukan? Siapapun, tolong jawab aku! Kenapa ini semua terjadi padaku? Wae? Wae? Aku berteriakn sekeras mungkin di taman itu.

àAuthor POVß
2 bulan setelah memeriksakan dirinya, kini yeoja bernama lengkap Lee Hwan Hye akan segera menikah dengan kekasih yang dicintainya. Perasaannya senang, namun juga sangat sedih. Berbagai cara sudah ia lakukan untuk penyembuhan, namun gagal. ‘aku takut jika oppa tidak bahagia hidup denganku’. Itulah ucapan yang terlontar dari bibirnya saat seorang Park Jung Soo melamarnya. Namun namja itu tetap tulus mencintai yeojanya. ‘apakah keputusanku benar? Apa dia akan bahagia dengan ku? Mianhae, jeongmal mianhaeyo’
“noona, kajja keluar. Semua orang sudah menunggumu di bawah” ucap Jeonghyuk menghancurkan lamunan yang terlintas di benar noonanya.
“wah noona, kau sangat cantik. Andai saja aku bukan dongsaengmu, aku yang akan menikahimu. Saranghae” lanjutnya sambil mencium pipi noonanya.
“aish kau ini. Yasudah, kajja” jawab Hwanhye. Semua mata tertuju pada yeoja yang menggunakan gaun putih panjang. Yeoja ini sepertinya lebih pantas di panggil Barbie. Senyumnya selalu dia pasang di wajah indahnya. Semua orang menyaksikannya dengan sangat gembira.
‘ku mohon jangan sekarang. Biarkan aku bahagia terlebih dahulu’ ucap Hwanhye dalam hatinya. Tubuhnya mulai goyah saat dia merasakan kepalanya seperti akan hancur. Menyadari akan keluarnya cairan kental itu dari hidungnya, dia menunduk dan segera menghapusnya dengan sarung tangan putihnya.

[SKIP PROCESSING. SOALNYA SAYA JUGA MENGHORMATI YANG NON ISLAM J ]

“aku ingin mengatakan sesuatu kepada anda semua” ucap Hwanhye saat akad nikah selesai di laksanakan.
“mianhae, jeongmal mianhamnida. Oppa, saranghaeyo” ucapnya. Jungsoo mencium kening istrinya lalu memeluknya. Hwanhye kembali merasakan sakit yang sangat luar biasa. Tetap dalam posisi memeluk nampyeon_nya, darahpun mengalir dari hidungnya. Tubuh dan kepalanya serasa akan hancur. Tubuhnya mulai melemas, dan beberapa detik kemudian, suhu tubuhnya mendingin.

àPark  Jung Soo POVß
Tubuhnya tiba-tiba melemas dalam pelukanku. Lehernya serasa sangat dingin. Ku lepas pelukan kami. MWO? Darah? Kenapa ini. Chagi-ya, ireona! Jebbal!
 @Burial Place
 Aku terdiam melihat gumpalan tanah merah di depan mataku. Baru beberapa jam yang lalu aku menikah dengan yeoja yang saat ini sudah tenggelam dalam tumpukan tanah ini. Kenapa dia tak mengatakan penyakitnya kepadaku? Darahku membeku. Tubuhku bagaikan sehelai kain yang terjatuh. Ini kenyataan yang sangat buruk. Kenapa harus terjadi kepada kami? WAE!
“chagi, aku sudah membuat rumah di pinggir pantai untukmu. Tempatilah rumah itu, itu khusus untukmu :’) saranghae” ucapku dan mencium batu nisannya bersamaan dengan matahari yang tenggelam.

                                                                                                àTHE ENDß

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Exo

cerita cinta para anggota super junior

Cara menginstal Linux ubuntu berbasis text